Tahu Duluan, Tempe Kemudian

No Comments
Super Food

“Mana yang lebih dulu ada, ayam atau telur?”

Pertanyaan seperti itu bagi kita-kita yang sudah ‘cukup umur’ mungkin akan terdengar familiar ya di telinga kita. Entah siapa yang memulai mempertanyakan hal-hal semacam ini. Tetapi dari pola pertanyaan yang sama, saya memiliki 1 pertanyaan yang hampir-hampir mirip, tapi mungkin akan lebih mudah untuk menjawabnya.

“Mana yang lebih dulu ada, tempe atau tahu?”

Nah, itu adalah pertanyaan yang beberapa hari ini tiba-tiba nyangkut di kepala saya. Tetapi jika Anda berpikir jawabannya akan mudah ditemukan di google, yah, mungkin saya akan katakan “mungkin iya, mungkin juga tidak.” Kenapa begitu? Karena ada buaannyyaaaaakkk sekali literatur yang berhubungan dengan sejarah duo makanan rakyat ini. Bahkan tergantung dari literatur mana yang Anda baca dan konteks pertanyaannya itu sendiri. Apakah yang dimaksud ‘ada’ pada pertanyaan tersebut itu merujuk kepada kapan mereka masuk ke Indonesia, atau kapan mereka diciptakan, atau secara alur proses menciptakan kedua olahan kedelai tersebut. Bahkan negara penemu kedelai pertama sendiri sampai dengan saat ini masih diperdebatkan, apakah benar Cina penemunya atau ada negara lain yang tanpa sengaja telah menanam tanaman ini sejak ratusan tahun yang lalu. Beberapa literatur pun ada yang mengarah ke Indonesia sebagai penemu pertama kedelai, terutama kedelai hitam. Oleh karena itu, maka kita akan batasi pembahasan sejarah kali ini dengan menganggap bahwa pertanyaan tersebut merujuk pada waktu ditemukannya pertama kali kedua olahan kedelai ini.

TAHU.
Jika dilihat dari waktu ditemukannya tahu dan tempe, tahu jelas menjadi yang pertama hadir di dunia dibandingkan tempe. Tahu telah dikenal oleh masyarakat Tiongkok sejak 3.000 tahun silam, pada masa dinasti Han. Penemunya adalah Liu An, cucu kaisar Liu Bang. Karena itulah kata tahu sendiri berasal dari bahasa Tionghoa, yakni tao-hu atau teu-hu, yang artinya kacang kedelai (tao/teu) dan hancur menjadi bubur (hu). Maka secara harafiah dapat dikatakan tahu artinya adalah kacang kedelai yang dihancurkan menjadi seperti bubur.

Pada waktu awal ditemukannya tahu, hanya ada satu jenis tahu yang dikenal di Tiongkok, yaitu tahu sutra. Tidak seperti saat ini, dahulu orang-orang Tiongkok langsung memakan mentah tahu-tahu sutra karena tahu sutra saat itu lebih lembek dan cepat membusuk. Karena itu mereka langsung memakan tahu sutra mentah-mentah. Sejak masuk ke Indonesia, tahu kemudian mengalami indigenisasi, sehingga muncullah varian-varian tahu lain seperti yang kita kenal saat ini pada ragam kuliner-kuliner Indonesia. Tidak ada yang tahu pasti kapan masuknya tahu ke Indonesia, tetapi kota Kediri dianggap oleh beberapa ahli sebagai jalur masuknya tahu ke Indonesia. Diperkirakan pada sekitar tahun 1292, Nusantara mulai mengenal tahu yang dibawa oleh tentara Kubilai Khan.

TEMPE.
Tempe diperkirakan oleh para ahli sudah ada sejak abad ke-12, bukti ini diperkuat dengan peninggalan-peninggalan sejarah yang berupa manuskrip kuno dan prasasti-prasasti yang ditemukan di sekitaran pulau Jawa memuat kata 'tempe' di dalamnya. Ya, tempe adalah asli buatan Indonesia, spesifik buatan orang Jawa pada masa lampau. Beberapa peninggalan sejarah mengindetifikasikan asal kata tempe itu sendiri berasal dari kosakata bahasa Jawa kuno, yaitu tumpi, yang artinya adalah “makanan yamg berwarna putih.” Tempe mentah sendiri memang berwarna putih, yang mana warna putih ini adalah warna jamur yang menyelimuti kacang kedelai yang disebut jamur tempe atau kapang.

Meskipun awalnya tempe dibuat dengan bahan dasar kedelai, tetapi seiring majunya teknologi mulai dikembangkan tempe non kedelai. Tidak diketahui pasti apa alasan di balik pembuatan tempe non kedelai ini. Tetapi kuat diduga tempe ini adalah eksperimen untuk mengakali ketergantungan produksi tempe pada kacang kedelai yang mulai langka saat ini. Awalnya tempe juga dikenal dengan ciri khas bungkus daun pisangnya. Tetapi sejak awal 1970-an pembungkus tempe saat itu telah banyak digantikan dengan plastik-plastik polietilena. Pada tahun sekitar 1983-an daun waru juga mulai digunakan sebagai inokulan pada tempe-tempe komersial. Hal-hal inilah yang dianggap oleh masyarakat menurunkan kualitas tempe pada masa kini.

KESIMPULAN.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ada, maka jelas, tahu adalah olahan kacang kedelai yang paling tua usianya dibandingkan tempe. Tetapi yang menjadi kebanggaan adalah tempe menjadi sebuah warisan Indonesia untuk dunia. Bisa dikatakan Indonesia adalah penemu tempe dan dunia lewat UNESCO pun sudah mengakui tempe adalah kuliner asli Indonesia. Bahkan tahu dan tempe menjadi incaran para vegetarian di seluruh dunia karena telah terbukti mampu menggantikan energi yang sama dengan yang berasal dari protein hewani. Maka, dari fakta-fakta sejarah tersebut, sudah selayaknya kita rakyat Indonesia dengan bangga memiliki dan mengkonsumsi super food yang mendunia ini. Saya ingin menutup tulisan ini dengan kutipan dari pidato bung Karno di Marauke pada tahun 1963, Bung Karno pernah berkata demikian:

"Ada tempe, ada tahu. Ya, memang itu makanan kita saudara-saudara. Bukan keju, bukan mentega saudara-saudara. Tahu tempe."



Penikmat tempe mendoan setengah matang,
Gitakara Ardhytama.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments

Posting Komentar